Belajar Laten

Judul : Teori Belajar Latent
Kelompok : 9 (Sembilan)
Anggota Kelompok :

Kali ini saya ingin berbagi pengetahuan yang baru saja saya dapat dari mata kuliah Psikologi Umum, dengan topik Teori Belajar. Dari sekian banyak topik yang diajukan dosen kami, kami memilih topik yang ke sembilan yaitu Belajar Latent. Awalnya kami sangat kesulitan untuk memahami teori belajar latent tersebut karena hasil Gugling translate semua, dan hasilnya tidak terlalu baik. Tapi kelompok kami tetap berdiskusi tentang siapa tokoh di balik teori belajar latent tersebut, teori belajar nya dan pengaplikasiannya dalam kehidupan mahasiswa IT.
Nah, beberapa waktu kemudian, hasil diskusi kelompok kami pun selesai. Dan saya akan berbagi hasil itu disini, right now! :)

Tokoh dibalik Teori Belajar Latent

Belajar Latent dikemukakan oleh Edward Chance Tolman (1886-1959). Beliau lahir di Newton, Massachusetts. Memperoleh gelar Master of Art (1912) dan doktornya di Universitas Harvard pada bidang psikologi. Lalu beliau mengajar di Universitas Northwestern (1915-1918).

Teori Belajar Latent

Latent learning (Belajar Latent) adalah belajar yang tidak diwujudkan dalam performance atau kinerja. Dengan kata lain, belajar latent merupakan kemungkinan belajar yang terbengkalai dalam waktu yang amat panjang sebelum hal tersebut dinyatakan dalam perilaku. 

Tolman mengemukakan teori belajar latent tersebut dari sebuah eksperimen yang dilakukannya. Eksperimen itu di lakukan kepada 3 kelompok tikus yang di kurung dalam sebuah jaringan jalan yang simpang siur. Kelompok-kelompok tikus itu diperhadapkan pada sebuah kebingungan dan harus mencoba belajar  memecahkannya. Kelompok tikus yang pertama tidak pernah diperkuat untuk bisa tepat melintasi jalan yang simpang siur itu. Kelompok kedua, selalu diperkuat (reinforced). Sedang kelompok ketiga, tidaklah diperkuat sampai hari ke-11 percobaan diadakan. Kelompok terakhir ini lah yang menjadi ketertarikan Tolman dalam eksperimennya. Teorinya tentang belajar latent meramalkan bahwa kelompok ini akan belajar di simpang siur jalan itu, sama halnya dengan kelompok yang secara teratur diperkuat. Dan ketika penguatan (reinforcement) diperkenalkan pada hari ke-11, kelompok ini akan melakukan seperti halnya kelompok yang secara terus menerus diperkuat (reinforced).

Dari hasil eksperimen tersebut, Tolman dapat menyimpulkan bahwa dalam suatu pembelajaran, seseorang dapat memiliki kemungkinan belajar yang terbengkalai dalam waktu yang amat panjang sebelum hal tersebut dinyatakan dalam perilaku (Alinea 2).

Contoh dalam kehidupan seorang mahasiswa IT adalah seorang mahasiswa yang masih semester 2, namun memikirkan tentang skripsinya. Namun karena dia masih di semester 2, dia tidak dapat langsung membuat skripsi tersebut karena materi kuliah yang dia dapat belum memadai untuk skripsi. Nah, dari contoh ini, kita tau bahwa dia memiliki proses belajar, dimana dia harus menunggu waktu yang lama untuk mewujudkannya.

Testimoni


Secara keseluruhan, saya menikmati pelajaran ini, dengan mengetahui teori belajar latent, dan teori-teori belajar lain, kami dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Baik itu di dunia IT ataupun di bidang lainnya. Menambah pengetahuan itu sungguh menyenangkan, apalagi saat bisa berbagi pengetahuan itu :)

Sekian hasil diskusi dari kelompok kami, mata kuliah Psikologi Umum, jurusan Teknologi Informasi.

Semoga bermanfaat :D

Sumber :
http://nicologylearning.blogspot.com/2012/01/teori-belajar-edward-chance-tolman.html



0 comments

Herimelda Hutagaol. Powered by Blogger.

Motivating and Caring Blog